Rapat Koordinasi Integrasi Sistem Informasi Pertanian Program ICARE 2025
CIBINONG – Senin (13/10) BRMP Kalimantan Barat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) yang diselenggarakan oleh Balai Perakitan dan Pengujian Agroklimat dan Hidrologi Pertanian (BRMP Agroklimat dan Hidrologi). Kegiatan ini mengusung tema "Integrasi Sistem Informasi Dalam Mendukung Pengambilan Keputusan Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi".
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Integrated Corporation Of Agricultural Resources Empowerment (ICARE) dan Kerjasama Kemitraan Kompetitif (KREATIF). Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari empat provinsi yang menjadi lokasi utama kegiatan, yaitu Kepala Balai Penerapan Modernisasi Pertanian dari Jawa Tengah, Lampung, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.
Dalam sambutannya, Kepala BRMP Agroklimat dan Hidrologi Pertanian, Dr. Rima Purnamayani, SP., M.Si., menekankan peran krusial dari Gugus Tugas Sistem Informasi Adaptif Untuk Perencanaan Tanam (SIAP TANAM).
"Gugus tugas SIAP TANAM memiliki tugas penting untuk menyebarluaskan informasi strategis ini di daerah masing-masing," ujar Dr. Rima. Beliau menambahkan bahwa kegiatan di empat provinsi sasaran—Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Lampung, dan Sulawesi Selatan—akan menjadi output konkret yang dihasilkan oleh BRMP dan Kementerian Pertanian secara keseluruhan.
Dalam arahannya, Sekretaris Badan Perakitan dan Modernisasi Pertanian, Husnain, SP., MP., M.Sc., Ph.D., menyampaikan bahwa proyek ICARE ini memiliki fokus khusus pada integrasi data untuk mendukung sektor pertanian secara luas, meskipun dengan skala prioritas tertentu.
"Tahun ini kita fokus pada konsolidasi data, penyusunan kerangka kerja (frame), hingga penentuan saluran (channel) agar data dapat sampai ke level bawah," jelasnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan dukungan dan sinergi dari berbagai kementerian dan lembaga, seperti BMKG, Kementerian PUPR, KemenLHK, ATR/BPN, Kemenko, dan Pusdatin Bappenas. Ibu Sesba juga menyoroti tantangan teknis seperti kebutuhan server berkapasitas besar untuk menfasilitasi kegiatan ini.
Lebih lanjut, beliau menyinggung pemanfaatan teknologi canggih. "Di LAPAN (sekarang BRIN) ada citra satelit dengan detail hingga 1,5 meter, ini resolusi paling tinggi yang bisa kita manfaatkan," katanya. Tujuannya adalah untuk mengubah sistem Kalender Tanam (KATAM) yang sebelumnya bersifat statis menjadi lebih dinamis dan real-time.
"Jika data ini tersedia dan terintegrasi, petani akan memiliki informasi prakiraan cuaca yang jauh lebih dapat diandalkan untuk perencanaan tanam," tutupnya.
Setelah sesi pembukaan dan pengarahan, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari berbagai narasumber ahli. Topik yang dibahas mencakup kerangka penyusunan sistem informasi terintegrasi, mekanisme administrasi keuangan, hingga verifikasi implementasi sistem di lokasi ICARE.